Thursday, December 14, 2017

Air Alkali vs Asam Lambung

Air Alkali vs Asam Lambung
Menanggapi concern teman-teman semua mengenai pertanyaan: "gimana caranya air alkali bisa mengubah pH tubuh? Bukannya kalau air itu masuk ke lambung, lalu terkena asam lambung ujung-ujungnya jadi netral pH-nya?"

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah: NO

Tapi kenapa jawabannya NO, kita harus bisa memahami mekanismenya terlebih dahulu.

Oke, ini dia penjelasannya...

pH di dalam lambung berkisar antara 2-4, hal ini disebabkan oleh asam lambung atau HCl yang diproduksi. Asam lambung menjadi sangat asam jika dipakai untuk mencerna protein berat seperti misalnya daging hewan. Ingat, jika lambung tidak mengeluarkan HCl yang cukup, maka makanan masuk ke dalam usus dalam kondisi kurang tercerna, dan seringkali makanan tersebut terfermentasi karena kondisi ini. Kalau hal tersebut terjadi, maka sangat berbahaya bagi tubuh, karena menyebabkan toksisitas meningkat, dan terjadi proses acidifikasi.

Apaan tuh?

Toksisitas meningkat artinya makanan yang tidak tercerna secara sempurna akan menyebabkan tubuh keracunan akibat proses fermentasi tadi. Dan toksin atau racun yang masuk ke tubuh akan menyebabkan pH tubuh menurun dan pH tubuh menjadi asam.

Jadi, walaupun asam lambung atau HCl itu asam yang sangat kuat, namun itu asam yang baik, karena memegang peranan fisiologis untuk pencernaan, dan perannya terbatas hanya di area lambung saja, jadi asam lambung tidak akan membuat tubuh kita menjadi asam. Karena memang dia ada hanya untuk menjalankan fungsi di area lambung saja.

Nah, jika kita minum air alkali, maka pastinya pH lambung naik donk...ketika ini terjadi, maka otak akan mendeteksi kondisi tersebut, lalu memerintahkan sel-sel parietal di dinding lambung untuk memproduksi asam lambung lebih banyak sebagai respon alamiahnya, karena tubuh akan berusaha mempertahankan situasi pH di dalam lambung agar kembali ke kisaran pH 4. Dan semakin banyak air alkali yang masuk, maka semakin banyak HCl yang diproduksi.

Nah lho, gimana tuh kalau makin banyak asam lambung yang diproduksi, apakah nggak bahaya?
Jadi begini, agak teknis nih urusannya...

Jadi begini, di lambung tuh nggak ada "kantong HCL", dan karena pH asam lambung sangat asam, sehingga kalau ada kantongnya, pastilah kantongnya bolong saking kuatnya asam lambung mencerna.

Sel parietal di dinding lambung memproduksi HCl secara spontan, hanya ketika dibutuhkan. Atau bahasa gaulnya "tergantung sikon gan..." Mereka memproduksi asam lambung dengan cara memisahkan NaCl menjadi dua chemical yaitu HCl dan NaHCO3 (natrium bicarbonat). NaHCO3 ini berperan sebagai alkali buffer.

Apaan lagi tuh?

Alkali Buffer adalah penetralisir asam. HCl akan disekresikan ke dalam lambung, sedangkan NaHCO3 dialirkan ke dalam aliran darah untuk di-deliver ke organ tubuh lain yang berperan dalam proses pencernaan, termasuk liver dan pankreas. Liver memproduksi getah empedu, sedangkan pankreas memproduksi pancreatic juice, yang mengandung enzim dan NaHCO3.

Jadi, semakin banyak HCl diproduksi, maka semakin banyak juga NaHCO3 yang diproduksi?
Makin banyak makan durian ya makin banyak sampahnya, makin banyak jahit baju ya makin banyak kain sisanya. NaHCO3 diproduksi semakin banyak sesuai asam lambungnya. Hal ini sangatlah penting, karena NaHCO3 diproduksi sebagai buffer terhadap asam lambung. Nih rumus reaksi kimianya gan...

NaCl + H2O + CO2 = HCl (asam lambung) + NaHCO3 (buffernya)
Setelah makanan di lambung sudah dicerna oleh asam lambung, disebut dengan istilah chimus, maka chimus ini sudah siap dikirim ke usus halus. Nah, chimus ini kan masih asam, maka itulah di usus duabelas jari (duodenum), chimus ini di-buffer agar pH-nya menjadi netral, karena jika tidak, usus kita pastilah hancur karena asam lambung ini.

Selain itu, NaHCO3 juga berfungsi sebagai buffer di dalam aliran darah, untuk menjada agar pH dalam darah tidak menjadi terlalu asam. Ketika asam di aliran darah dinetralkan, maka terlepaslah CO2 dari reaksi penetralan tersebut, dan lalu dibawa ke paru untuk dilepaskan.

Dengan pola makan yang terlalu asam (lihat tabel) maka proses buffer ini nggak terkejar. Atau pola makan sudah seimbang, namun seiring berjalannya usia, proses buffer juga nggak terkejar. Akibatnya tubuh jatuh dalam keadaan asidosis, pH darah turun, lalu timbullah berbagai macam penyakit.
Nah, makanan yang sudah dinetralisir pH-nya, alias di-buffer di duodenum oleh getah empedu dan pancreatic juice ini sudah siap untuk diproses di dalam usus halus, dan usus besar, karena pH-nya sudah netral.
n fisiologi asam-basa makanan ane sudah paham, sekarang cerita air alkalinya bagaimana gan?

Sabar gan, nih ane ceritain.

Air alkali mengandung mineral-mineral basa, yang mineral-mineral basa tersebut kita butuhkan untuk menetralisir keasaman di dalam aliran darah, cairan ektraseluler, cairan sendi, dan jaringan-jaringan tubuh.

Nah, jika asam-asam itu belum dinetralisir, maka asam tersebut akan tetap bertahan disana, kenapa? Karena asam tidak dapat masuk ke aliran darah untuk nantinya dieliminasi lewat ginjal. Kalau asam bisa masuk darah dengan mudah mah bahaya atuh, seluruh sistem metabolisme kita bisa shut down mendadak.

Jadi, untuk setiap asam yang ada di tubuh kita, maka tubuh kita selalu harus menyiapkan buffer-nya. Karena jika tidak, maka pH tubuh turun, dan tubuh menjadi sakit. Jika asam berada di sendi, maka sendri mengalami iritasi, dan terjadilah reaksi peradangan alias inflamasi dan lalu terjadilah sakit sendi.

Jika asam berada di organ seperti ginjal, maka sel-sel di ginjal teriritasi dan terjadi reaksi peradangan, jadilah sindrom nefritis, atau jika kerusakannya lebih luas, maka terjadi sindrom nefrotik. Di hati, maka sel-sel hati teriritasi, terjadilah hepatitis. Jika sel-sel otot teriritasi, maka sel otot kehilangan kemampuan bakar lemak, dan terjadilah penumpukan lemak, dan obesitas. Lebih luas, jika asam mengiritasi sel-sel tubuh secara umum, maka terjadi kerusakan reseptor di dinding sel, terjadilah resistensi hormonal, diabetes mellitus tipe 2 sebagai contohnya.

Semua kondisi yang saya sebutkan di atas itu akibat tubuh kekurangan cadangan mineral basa, dan/atau kelebihan asupan asam. Nah, sesuai yang anda ketahui sekarang, kita membutuhkan asupan mineral basa untuk mengkompensasi keadaan keasaman di tubuh.

Semakin banyak cadangan mineral basa, maka semakin mudah tubuh kita menanggulangi kondisi keasaman tubuh.

Mineral basa yang terlarut dalam air sangatlah penting. Sedangkan air mineral biasa, masih mengandung mineral-mineral asam, yang secara fakta tidak kita butuhkan, lha wong asam sudah banyak kita masukkan dari makanan-makanan kok, kalau ditambahkan dari air lagi ya rugi donk. Maka itulah, makanan-makanan alkali sangat kita butuhkan untuk menambah cadangan mineral basa di tubuh kita, begitupun air yang kita minum sudah tidak mengandung mineral-mineral asam lagi.
Mengapa air zamzam sangat berkhasiat untuk penyembuhan? Karena mineral basa yang terlarut sangatlah banyak. Total dissolve solution air zamzam mencapai 1000. Jadi sekarang anda tahu bahwa air mineral lebih bagus dibanding air yang tidak bermineral atau air destilasi, dan air dengan mineral basa lebih bagus dibanding air yang bermineral campur-campur.

Jangan lupa kontrol berkala pH tubuh anda. pH tubuh terrefleksi dari air liur ketika bangun pagi pertama kali. Gunakan pH meter digital untuk mengetahui pH air liur anda secara kuantitatif.

Oleh dr. Angga Prasetya

#HOAKS #MinumKangenWater #MakinSehatMakinKaya